Senin, 19 Oktober 2009

persaingan dunia telekomunikasi

Posts filed under 'Telekomunikasi'

Mencari Format Ideal Produk VAS sebagai Mobile Content bagi Publik

:: LATARBELAKANG

Kegunaan handphone (HP) sebagai handset alat komunikasi seluler saat ini rupanya telah mengalami pergeseran nilai dari fungsi utamanya. Dahulu, HP kita kenal hanya sebagai alat komunikasi bergerak yang menggantikan peranan telepon rumah saja (fixed telephone), akan tetapi saat ini kebanyakan pengguna HP telah memanfaatkannya sebagai sarana untuk mencari informasi dan hiburan (entertainment). Manfaat ini muncul sebagai nilai tambah pelayanan atau yang lebih dikenal dengan istilah Value Added Services (VAS) yang diberikan oleh operator seluler kepada pelanggannya. Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa kedua elemen ini telah menjadi suatu tuntutan kebutuhan yang juga harus dipenuhi.

Produk VAS

Produk VAS

Di era seperti ini, peranan informasi menjadi sangat vital di dalam melakukan berbagai aktivitas, karena yang menguasai informasi dialah yang akan menang, menjadi terdepan dan mampu menguasai keadaan. Sebaliknya, bagi yang ketinggalan dalam mencari informasi maka akan kalah dan terlampaui. Sedangkan di satu sisi, entertainment atau hiburan merupakan suatu instrumen yang mampu mengobati kejenuhan di tengah-tengah kesibukan dan waktu luang mereka.

Oleh karena itulah, seharusnya operator seluler bisa melirik kondisi ini sebagai peluang usaha bagi mereka untuk dapat memberikan pelayanan nilai tambah atau Value Added Services (VAS) yang mampu mengakomodir seluruh kebutuhan akan informasi dan entertainment bagi para pelanggannya. Apalagi masing-masing operator sudah siap dengan teknologi 3G mereka untuk mendukung berbagai aplikasi tersebut, tinggal sekarang bagaimana memanfaatkannya untuk mengembangkan produk VAS yang efektif, efiesien dan menarik.

:: KORELASI PERSAINGAN TARIF ANTAR OPERATOR DENGAN VAS

Persaingan tarif antar operator seluler yang sering kita lihat dan perdengarkan, suatu saat nanti akan memasuki keadaan yang saya sebut dengan istilah steady state, suatu keadaan dimana tarif akan mengerucut stabil hingga sampai pada suatu titik tertentu. Artinya hal ini akan membuat permasalahan tarif bukanlah hal yang penting lagi bagi publik. Menurut sejauh pengamatan saya, keadaan ini muncul sebagai akibat adanya beberapa faktor yang membuat kondisi ini terbentuk secara tidak langsung. Faktor-faktor itu di antaranya adalah regulasi pemerintah mengenai penurunan tarif interkoneksi, titik kejenuhan pelanggan seluler terhadap iklan promosi persaingan tarif dan teknologi broadband seluler 3G yang siap mendukung aplikasi VAS.

Iklan Promosi Operator

Iklan Promosi Operator

Berbicara masalah regulasi, pemerintah pada tanggal per 1 April kemarin melalui Menkominfo telah mengeluarkan rencana Permen yang mengatur tentang tarif interkoneksi dan formula. Interkoneksi ialah hubungan yang terjadi antar penyelenggara jaringan telekomunikasi satu dengan pihak penyelenggara lain yang berbeda. Misalkan hubungan jaringan operator A dengan jaringan operator B. Regulasi ini secara tidak langsung telah mendorong setiap operator untuk menurunkan tarif interkoneksinya hingga batas atas standar acuan yang diperbolehkan. Selain itu Menkominfo, Moh. Nuh, mengatakan adanya metode penghitungan tarif interkoneksi itu berkait dengan upaya memacu penyelenggara telekomunikasi untuk lebih efisien. Akibatnya, di antara penyelenggara telekomunikasi baru tidak dibebani biaya sebagai akibat inefisiensi dari penyelenggara telekomunikasi lainnya sehingga biaya interkoneksi bukanlah suatu hal yang menjadi permasalahan lagi, karena tarif antar operator akan mencapai suatu standar yang sama.

Sedangkan dari sudut pelanggan, titik kejenuhan muncul sebagai akibat seringkalinya publik dipertontonkan iklan-iklan promosi persaingan tarif oleh para operator seluler dengan gaya dan cara mereka masing-masing yang cenderung menipu publik. Disamping itu, Iklan promosi yang terjadi antar operator seluler di Indonesia cenderung saling menjatuhkan antara satu sama lain dan dinilai tidak sehat serta merugikan masyarakat sebagai pelanggan. Pada situs inilah.com, survey jajak pendapat yang dilakukan ICT Watch terhadap 4.888 responden pengakses di DetikNET mengatakan bahwa sebanyak 42,37% menilai perang iklan tarif murah operator seluler terindikasi membodohi publik. Kemudian sebanyak 38,39% responden menganggap perang iklan tarif murah, terlalu berlebihan, dan hanya 9,26% saja yang memandang iklan perang tarif itu bermanfaat, dan sisanya menjawab yang lain. Hal inilah yang akan menggiring persepsi publik merasa lelah dan tidak lagi memperdulikan kembali masalah tarif, toh tarif yang diberikan ujung-ujungnya sama saja.

persentase

Oleh karena itu, persaingan penurunan tarif suatu saat nanti tidak akan memberikan penetrasi yang berarti kembali bagi operator untuk menaikkan jumlah pelanggannya. Para operator harus segera beralih dari promosi penurunan tarif ke arah pemberian pelayanan nilai tambah melalui produk VAS. Sebab melalui pemberian produk layanan VAS yang efektif, efisien dan menarik inilah operator seluler dapat mendobrak dan meningkatkan penetrasi jumlah pelanggannya.

Promosi Beralih ke ProdukVAS

Promosi Beralih ke ProdukVAS

:: PELUANG PASAR MOBILE CONTENT SEBAGAI PRODUK VAS DI INDONESIA

Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang luas dan memiliki jumlah penduduk tertinggi ke-5 di dunia. Akan tetapi dari kesemua jumlah penduduk yang ada hanya sekitar 30% saja yang baru masih menikmati telepon seluler. Di sisi lain, Indonesia juga merupakan salah satu negara yang berkompeten dalam membuat layanan nilai tambah seperti mobile content, dan information technology (IT) lainnya. Sebab Indonesia memiliki sumber daya manusia di bidang IT yang terbilang cukup berkompeten dalam tingkat global maupun regional. Oleh karena itulah, dua bidang ini seharusnya membuat Indonesia menjadi peluang yang sangat besar dalam dunia usaha telekomunikasi seluler, yaitu dari segi konsumsi dan produksi penyedia jasa konten produk VAS.

Sebagai Pelaku Konsumen

Pertumbuhan peminat VAS atau aplikasi konten di Indonesia diprediksi akan menaik secara terus menerus. Hal ini akan terjadi sebagaimana pertumbuhan jumlah pelanggan terhadap pemakaian telepon seluler saat ini. Melihat hasil AntaraNews tentang jumlah pelanggan seluler di Indonesia, disebutkan bahwa jumlah pelanggan seluler pada tahun 2006 sebesar 63,8 juta nomor dan pada tahun 2007 mencapai 96,41 juta nomor atau dengan kata lain mengalami peningkatan sekitar 51 persen dari tahun sebelumnya. Disamping itu, teknologi 3G merupakan teknologi yang mendukung produk VAS, melihat hasil data World Bank data and MIC of Indonesian 2007 disebutkan bahwa dari 29% penduduk Indonesia atau jumlah seluruh pengguna mobile/seluler, hanya 1,1% untuk 3G atau 3,8% untuk total mobile 3G yang baru memanfaatkannya.